Literasi Politik di Era Demokrasi Digital: Analisis Kewaspadaan Pemilih terhadap Hoaks Pemilu di Kota Pariaman
DOI:
https://doi.org/10.63082/jksh.v1i3.23Keywords:
Disinformasi, Demokrasi Digital, Hoaks Pemilu, Literasi PolitikAbstract
Dalam era demokrasi digital, hoaks pemilu menjadi ancaman serius bagi kualitas demokrasi, terutama di kalangan pemilih digital native. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kewaspadaan pemilih digital native di Kota Pariaman terhadap hoaks pemilu serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya, dengan pendekatan kuantitatif berbasis survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kewaspadaan pemilih masih rendah, dengan hanya 15% responden yang secara aktif memverifikasi informasi, sementara mayoritas (60%) jarang atau tidak pernah mengecek kebenaran berita yang mereka terima. Selain itu, sebagian besar pemilih digital native lebih mengandalkan sumber yang kurang kredibel, seperti grup percakapan WhatsApp dan media sosial, dalam mencari informasi politik. Temuan ini menegaskan bahwa literasi politik tidak hanya mencakup pemahaman tentang sistem politik dan hak suara, tetapi juga keterampilan dalam memilah informasi di ekosistem digital yang semakin kompleks. Oleh karena itu, diperlukan strategi literasi digital yang lebih komprehensif melalui kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil guna meningkatkan kesadaran kritis pemilih digital native dalam mengidentifikasi informasi yang valid dan mencegah penyebaran disinformasi politik.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Author

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.